Part 2 |Kenalan Sama Emosi Yuk
Di part 1 kenalan sama emosi kamu belajar apa itu emosi dasar primer. Namanya juga dasar, seharusnya menjadi fondasi yang matang dan kokoh untuk pertumbuhan selanjutnya. Sayang, di masa awal hidupku, emosi dasar primer ini tidak diajarkan, ditanamkan dengan maksimal. Ketika memasuki usia dewasa, ternyata emosi-emosiku tidak berkembang dengan baik.
Melewati ‘terowong gelap’ itu, aku berkenalan lagi dengan emosi-emosi di dalam diriku melalui diagram perasaan
Salah satu pelopor yang memperkenalkan metode emotion wheel ialah seorang psikolog asal Amerika, Robert Plutchik pada tahun 1980-an. Metode ini diciptakan sebagai sebuah alat untuk mengidentifikasi dan memahami perasaan individu.
“Apa ini ?” itulah responku ketika diperkenalkan diagram perasaan. Setelah itu diam cukup lama melihat dan membaca isi diagram ini. Rasanya semakin campur aduk, bingung dengan emosi-emosi sendiri. Namun, seperti tujuan Robert Plutchik di atas, diagram inilah yang menolongku berkenalan dengan emosi-emosi diri.
Mulai membaca, mengatakan, menuliskan perasaan yang sedang dialami, membuat aku belajar menamai setiap emosi yang hadir. Emosi itu valid tetapi bukan sepenuhnya. Emosi itu anugerah yang Tuhan berikan agar diri ini menyayangi, mensyukuri, dan bertumbuh. Emosi ada sebagai ‘alarm’. Sama seperti tubuh yang terus bertumbuh, emosi pun demikian.
Rangkulah emosimu, berjalanlah bersama dan rayakan
to be continue . . .